Lintas Antropologi Budaya

 

Image

Antropologi budaya adalah cabang antropologi yang berfokus pada penelitian variasi kebudayaan di antara kelompok manusia. Antropologi budaya mengumpulkan data mengenai dampak proses ekonomi dan politik global terhadap realitas budaya lokal. Para antropolog budaya menggunakan berbagai metode, diantaranya pengamatan partisipatif (participant observation), wawancara dan survei. Penelitian antropologi budaya sering dikategorikan sebagai penelitian lapangan karena seorang antropolog harus menetap dalam kurun waktu yang cukup lama di lokasi penelitiannya.

Wawasan antropologis tentang “kebudayaan” antara lain mencerminkan reaksi terhadap wacana sebelumnya di dunia Barat, yang berdasarkan pada perlawanan antara “budaya” dan “alam”, di mana sejumlah manusia dianggap masih hidup dalam “keadaan alamiah”. Para antropolog menyatakan bahwa kebudayaan justru merupakan “alam manusia” dan semua manusia memiliki kemampuan untuk menyusun pengalaman, menterjemahkan penyusunan ini secara simbolis berkat kemampuan berbicara dan mengajarkan paham tersebut ke manusia lainnya.

Karena manusia mendapati kebudayaan melalui proses belajar enculturation dan sosialisasi, orang yang tinggal di tempat yang berbeda atau keadaan yang berbeda, akan mengembangkan kebudayaan yang berbeda. Para antropolog juga mengemukakan bahwa melalui kebudayaan, orang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara non-genetik, sehingga orang yang tinggal di lingkungan yang berbeda sering akan memiliki kebudayaan yang berbeda. Teori antropologi terutama berasal dari kesadaran dan minat akan perselisihan antara segi lokal (kebudayaan tertentu) dan global (kemanusiaan secara umum, atau jaringan hubungan antara orang di tempat atau keadaan yang berbeda).

Antropologi tidak dapat dipisahkan dari permasalahan kebudayaan, itu dikarenakan kebudayaan adalah kajian utama dari antropologi budaya. Disini juga telah dilampirkan beberapa contoh permasalahan kebudayaan yang terdapat di dalam negara kita, Indonesia.

1. Batik
Sungguh sangat menyakitkan hati bangsa Indonesia atas ulah negeri Jiran yang telah mengakui batik sebagai budayanya.Selain itu juga sangat meresahkan para perrajin Batik Indonesia. Bangsa ini harus menghapus baying-bayang yang meresahkan itu agar para perajin batik Indonesia dikemudian hari tidak perlu memberi royalty kepada Negara lain. Untuk melestarikannya, Pemerintah Indonesia akan menominasikan batik Indonesia untuk di kukuhkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda (Intangible Cultural Heritage).
2. Tari Pendet
Geram dan marah muncul dari masyarakat Indonesia menyikapi klaim kebudayaan yang dilakukan Malaysia. Berbagai asset budaya nasional dalam rentang waktu yang tak begiu lama,telah di klaim Negara Jiran, pola pengklaimannya pun dilakukan melalui momentum formal kenegaraan, seperti melalui media promosi “Visit Malaysia Year” yang disrlipkan kebudayaan nasional Indonesia..
3. Wayang Kulit
4. Angklung
5. Reog Ponorogo
6. Lagu Rasa Sayange
7. Bunga Raflesia Arnoldy
Klaim Malaysia terhadap Bunga Raflesia Arnoldy membangkitkan semangat Kelompok Peduli Puspa Langka Desa Tebat Monok, Kabupaten Kepahiang untuk melestarikan habitat flora langka itu.
8. Keris
9. Rendang Padang (Sumatera Barat)

Permasalahan-permasalahan diatas sangat hangat diperbincangkan akhir-akhir ini, dan sempat sempat menjadi topik utama yang begitu menarik perhatian. Setidaknya sebagai putra bangsa, kita haruslah memperkuat karakter dan menyelamatkan kebudayaan bangsa. Dan salah satu media untuk merealisasikannya, setidaknya sedikit banyak kita menguasai ilmu ini (antropologi budaya), dengan menguasainya, kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, serta mengetahui cara bagaimana menjadikan budaya berkembang dengan menjadikan nilai positif budaya sebagai acuan dan meninggalkan aspek negatif dari suatu kebudayaan.

Sumber:

http://pustaka-makalah.blogspot.com/2011/03/permasalahan-budaya-di-indonesia.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi_budaya